.....KEHAMILAN ADALAH SUATU ANUGRAH UNTUK ITU HARUS DISELAMATKAN......

Sabtu, 02 April 2011

ASKEB BUFAS SC LETSU

Pengertian
1. Data subyektif
a. Biodata
- Persalinan dengan SC bisa terjadi pada primigravida maupun multigravida usia 17-45 tahun.
- Pendidikan rendah dapat mempengaruhi cara penerimaan/persepsi tentang keadaannya serta prosedur tindakan yang akan dilakukan.
- Status perkawinan yang unmarital mempengaruhi klien dan lama menikah sangat berhubungan dengan anak yang diharapkan (Mochtar, 1998:119).
b. Keluhan utama
Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber misalnya trauma bedah/insisi, nyeri penyerta, distensi kandung kemih/abdomen, efek-efek anastesia mulut mungkin kering. (Doenges, 2001:414).
c. Riwayat kesehatan
Ada riwayat hipertensi sebelum atau selama hamil dan biasanya ada riwayat yang merupakan faktor predisposisi PEB (Sastrawinata, 1998:25).
d. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga yang mempunyai riwayat penyakit diabetes kemungkinan akan menurunkan penyakit pada klien sehingga dapat mempengaruhi penyembuhan luka (Manuaba, 1997:336).
e. Riwayat obstetri
1) Riwayat persalinan dahulu
Ibu dengan CPD merupakan indikasi mutlak dilakukan SC wanita dengan riwayat SC tidak harus bersalin secara SC lagi (Prawirohardjo, 1999:287).
2) Riwayat kehamilan sekarang
Hamil dengan keluhan, hamil resti, hamil ganda, hamil dengan PE salah satu indikasi SC (Manuaba, 2001:109).
3) Riwayat nifas
Bounding biasanya dilakukan setelah pasien sadar (William, 1995:529).
f. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Pada hari II post SC diberikan diit ke-1 yaitu bubur kasar kemudian hari III dan seterusnya makanan biasa (Prawirohardjo, 1999:637).
2) Eliminasi
Pasien BAK melalui dower kateter selama 14-48 jam untuk mengetahui jumlah produksi urine (Mochtar, 1992:158).
Gejala kembung dan nyeri akibat inkoordinasi gerak wus dapat menjadikan gangguan pada hari ke-3 dan ke-3 post operasi, dengan pemberian suppositoria/enema dapat meringankan keluhan pasien (Cunningham, 1995:529).
3) Personal hygiene
Paling lambat pada hari ketiga postpartum sudah dapat mandi tanpa membahayakan luka insisi (Cunningham, 1996:529).
Segera setelah cukup kuat untuk belajar, bantu ibu untuk mandi, instruksikan padanya untuk mencuci puting susunya pertamanya, kemudian tubuh dan terakhir perineum (Hamilton, 1995:287).
4) Istirahat
Setelah menjalani operasi biasanya ibu sudah sadar dan setelah bangun efek anestesinya hilang, ibu akan merasa nyeri akibat luka insisi dan after pain sehingga istirahat ibu terganggu. Hal ini dapat dikurangi dengan analgetika (Cunningham, 1995:529).
5) Psikososial dan spiritual
Ibu yang mengalami pembedahan SC tidak banyak mengalami kesakitan jasmaniah. Tapi wanita itu tidak merasakan pengalaman emosional yang memuaskan. Ia dihinggapi perasaan kosong apa pun juga, tidak ada perasaan bangga dan kebahagiaan sedikit pun pada dirinya (Kartono, 1992:186).
2. Data obyektif
a. Keadaan umum
Pada ibu post SC setelah pindah dari ruang pemulihan ibu dalam keadaan lemah.
b. Kesadaran
Menurun karena ada efek anestesi.
c. Warna muka
Pucat karena banyak kehilangan darah sewaktu operasi apabila warna muka biru/cyanosis merupakan fungsi jantung dan paru kurang baik pada post SC dengan PEB oedem mungkin ada pada muka (Doenges, 2001:178).
d. Tanda-tanda vital
- Tekanan darah
Pada post SC tekanan darah dapat turun di bawah normal karena pengeluaran darah sewaktu operasi maupun efek anestesi normal: 100/70-130/90 mmHg. Pasien dengan PEB: systole lebih dari 140 mmHg atau naik 30 mmHg. Diastole lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah dapat mencapai 18 mmHg systole dan diastole 110 mmHg tapi jarang mencapai 200 mmHg (Unpad, 1982:92).
- Denyut nadi
Pada post SC bradikardi adalah normal pada hari ke 6-10 postpartum normal 70-100×/menit, mengindikasikan adanya infeksi perdarahan, nyeri kecemasan (Mochtar, 1997:667).
- Respirasi
Pada post SC respirasi normal 16-24×/menit, peningkatan di atas 24×/menit mengidentifikasikan adanya infeksi/kelelahan (Doenges, 2001:178).
- Suhu
Post SC suhu badan menurun pada jam I, kenaikan suhu di atas 38°C mungkin karena infeksi, peningkatan suhu badan normal terjadi hari ke-2 dan ke-3.
e. Kepala
Pada ibu post SC yang banyak kehilangan darah ditemukan konjungtiva palpebra pucat.
f. Leher
Pembendungan vena jugularis menunjukkan adanya kelainan jantung.
g. Dada
Payudara mulai mengeluarkan colostrum pada 48 jam pertama, berlanjut pada ASI biasanya pada hari ke-3, mungkin lebih dini tergantung kapan menyusui dimulai (Doenges, 2001:387).
h. Abdomen
Terdapat luka insisi yang menunjang/melintang tertutup kasa balutan dapat tampak noda, kering/utuh.
Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilukus. TFU tidak lebih dari 1 jari bawah pusat pada hari ke-1 dan ke-5 pertengahan pusat dan symphisis (Sastrawinata, 1983:315).
Peristaltik usus dalam 2×24 jam post SC biasanya sudah terdengar (ditandai dengan flatus).
Menurut “kroning” jenis sayatan pada rahim SC dapat dilakukan memanjang (longitudinal) menurut “kerr” jenis sayatan biasa memanjang (transversal) dan ada yang menyerupai huruf “T” (T-insision) (Mochtar, 1989:136).
Jahitan luka biasanya dibuka setengahnya pada hari kelima dan sisanya pada hari keenam dan ketujuh (Aswari, 1989:33).
i. Genetalia
- Pada uretra terpasang kateter urinarius
- Lochea rubra keluar hari I sampai III, encer, warna merah
- Lochea serosa keluar hari 4-9, lebih pucat dan warnanya coklat
- Lochea alba keluar hari 10-16 warna kekuningan.

Pemeriksaan diagnostik
- Darah lengkap
Trombosit kurang dari 100.000/ml
- Hb/Ht: mengkaji kadar Hb pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pembedahan, kadar kreatin meningkat, SGPT, SGOT bilirubin (Doenges, 2001:179).
- Urinalis: proteinuria lebih dari 3 gram/liter atau 5 gram lebih dalam 24 jam + ¾ pada pemeriksaan kualitatif, kultur urin, darah, vaginal dan lochea.

Diagnosa kebidanan
P... post SC hari ..., lactasi ..., involusio ..., lochea, perdarahan ..., KU ...
Masalah yang mungkin timbul
1. Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan terputusnya continuitas jaringan (Doenges, 2001:417).
2. Cemas sehubungan dengan krisisi situasi, ancaman pada konsep diri (Doenges, 2001:422-423).
3. Harga diri rendah sampai dengan merasa gagal dalam peristiwa kehidupan (Tucker, 1998:876).
4. Kurang pengetahuan mengenai perubahan fisiologis, periode pemulihan, perawatan diri dan kebutuhan perawatan bayi (Tucker, 1998:876-877).
5. Potensi terhadap perubahan pola eliminasi sehubungan dengan trauma sekunder terhadap SC (Tucker, 2000:876).
6. Potensial infeksi sehubungan dengan trauma jaringan (Doenges, 2001:417).


B. Perencanaan
1. Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan terputusnya continuitas jaringan (Doenges, 2001:417).
Tujuan : Klien dapat beradaptasi dengan kondisinya
Kriteria hasil : - Klien mengatakan nyeri berkurang
- TTV dalam batas normal:
T : 100/70-140/90 mmHg N : 70-100×/menit
S : 36-375°C R : 16-24×/menit
Intervensi :
a. Tentukan karakteristik dan lokasi ketidaknyamanan, perhatikan isyarat verbal dan nonverbal seperti menangis, kaku, gerakan melindungi/ terbatas.
R/ Klien mungkin tidak secara verbal merasakan nyeri dan ketidaknyamanan secara langsung.
b. Jelaskan pada klien penyebab rasa nyeri.
R/ Dengan pemahaman melalui penjelasan akan menambah pengetahuan klien.
c. Observasi tanda-tanda vital dan perhatian perubahan tingkah laku.
R/ Mendeteksi dini adanya kelainan di mana nyeri dapat menyebabkan gelisah sehingga tekanan darah dan nadi meningkat.
d. Ajarkan pada klien teknik relaksasi dan distraksi.
R/ Dengan teknik relaksasi dan distraksi akan memperlancar peredaran darah, ketegangan otot berkurang sehingga nyeri akan berkurang.
e. Anjurkan latihan nafas dan batuk menggunakan prosedur pembebasan dengan tepat 30 menit setelah pemberian analgetik.
R/ Nafas dalam meningkatkan upaya pernafasan, bentuk diindikasikan bila sekresi/ronchi terdengar (Doenges, 2001:417).
2. Cemas sehubungan dengan krisisi situasi, ancaman pada konsep diri (Doenges, 2001:422-423).
Tujuan : Klien dapat beradaptasi dengan kondisinya
Kriteria hasil : - Klien tenang
- Klien dapat menerima keadaannya
Intervensi :
a. Kaji tingkat ansietas.
R/ Mengetahui sejauh mana ansietas yang dirasakan klien.
b. Bantu klien memecahkan masalah dengan cara yang konstruktif.
R/ Klien merasa dihargai dan meningkatkan rasa percaya diri klien.
c. Bantu klien dalam mengidentifikasi mekanisme koping yang lazim.
R/ Membantu memfasilitasi adaptasi terhadap peran baru, mengurangi cemas.
d. Ajarkan pada klien teknik relaksasi yang dilakukan dalam 15-20 menit sehari.
R/ Teknik relaksasi akan memperlancar peredaran darah sehingga ketegangan berkurang.
e. Berikan informasi yang akurat tentang keadaan klien dan bayinya.
R/ Informasi yang akurat akan meningkatkan pengetahuan klien dan dapat mengurangi kecemasan.
f. Mulai kontak antara klien, pasangan dan bayinya.
R/ Membuat ikatan batin yang kuat, mengurangi rasa cemas.
3. Harga diri rendah sampai dengan merasa gagal dalam peristiwa kehidupan (Tucker, 1998:876).
Tujuan : Ibu tidak merasakan lagi rendah diri
Kriteria hasil : - Ibu mengerti dengan kondisinya
- Respon emosional baik
Intervensi :
a. Tentukan respon emosional dari klien/pasangan terhadap kelahiran SC.
R/ Memudahkan menentukan tindakan yang sesuai.
b. Tinjau ulang partisipasi klien/pasangan dan peran dalam pengalaman kelahiran identifikasi, perilaku positif dalam proses prenatal dan antepartal.
R/ Respon berduka dapat berkurang bila ayah dan ibu mampu saling berbagi pengalaman kelahiran.
c. Tekanan kemiripan kelahiran SC dan vagina, atur perawatan pasca-partum, sedekat mungkin dengan perawatan klien dengan kelahiran pervaginam.
R/ Perawatan serupa menunjukkan kesan bahwa kelahiran SC adalah pilihan yang diterima di samping pervaginam.
d. Rujuk klien/pasangan untuk konseling profesional bila reaksi maladaptif.
R/ Fungsi dependen (Tucker, 1998:876).
4. Kurang pengetahuan mengenai perubahan fisiologis, periode pemulihan, perawatan diri dan kebutuhan perawatan bayi (Tucker, 1998:876-877).
Tujuan : Meningkatkan pengetahuan klien
Kriteria hasil : - Klien mampu merawat diri secara mandiri
- Klien memahami pentingnya perawatan diri
Intervensi :
a. Berikan pendidikan perawatan diri dan bayinya.
R/ Meningkatkan pengetahuan klien sehingga akan kooperatif dalam tindakan selanjutnya.
b. Beri dorongan untuk mengekspresikan perasaan tentang peristiwa yang telah dialami (operasi SC).
R/ Mengenal masalah yang dialami klien.
c. Berikan penjelasan tentang:
- Perawatan payudara
- Personal hygiene
- Senam nifas
- Mobilisasi
- Nutrisi dan pentingnya ASI
- Perawatan bayi dan imunisasi
R/ Klien dapat meliputi masa nifas dengan baik tanpa ada komplikasi yang dapat memperparah kondisi dan mampu memenuhi kebutuhan, bayinya.
d. Dorongan keberadaan dan partisipasi pasangan.
R/ Memberikan dukungan, klien terdorong untuk melakukan dari penjelasan-penjelasan yang diberikan (Tucker, 2000:877).
5. Potensi terhadap perubahan pola eliminasi sehubungan dengan trauma sekunder terhadap SC (Tucker, 2000:876).
Tujuan : Tidak terjadi perubahan pada pola eliminasi
Kriteria hasil : - Klien dapat berkemih spontan
- Klien berkemih 3-4× sehari
- Klien dapat BAB maksimal sampai 3 hari pascaoperasi
Intervensi :
a. Pertahankan hidrasi yang optimal (2 liter sehari).
R/ Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan, memperlancar metabolisme di dalam tubuh.
b. Pertahankan nutrisi yang adekuat dalam sehari.
R/ Menjamin eliminasi usus sedikitnya sekali dalam 3 hari.
c. Anjurkan untuk berkemih sesering mungkin atau setiap 2 jam sekali dan jangan menahan kemih.
R/ Menghindari kandung kemih terlalu penuh yang akan memperpendek otot-otot berkemih dan mengurangi kontraksi usus dan uterus.
d. Anjurkan dan bantu klien melakukan mobilisasi secara bertahap.
R/ Mobilisasi memperlancar peredaran darah, meningkatkan metabolisme di dalam tubuh termasuk kelancaran eliminasi.
6. Potensial infeksi sehubungan dengan trauma jaringan (Doenges, 2001:417).
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil : - Tidak ada tanda kemerahan di sekitar luka
- Tidak ada pus pada luka
- TTV dalam batas normal:
T : 100/70-140/90 mmHg N : 70-100×/menit
S : 36-375°C R : 16-24×/menit
Intervensi :
a. Lakukan perawatan luka secara aseptik.
R/ Mencegah pertumbuhan kuman, mencegah infeksi.
b. Kaji status nutrisi klien.
R/ Status nutrisi yang kurang baik akan mempengaruhi penyembuhan luka, rentan terhadap infeksi postpartum dan memerlukan diit khusus.
c. Berikan masukan cairan dan diit tinggi protein, vitamin dan zat besi.
R/ Mencegah dehidrasi, memaksimalkan sirkulasi dan protein untuk pembentukan kolagen, zat besi untuk sintesis Hb.
d. Observasi terhadap suhu, nadi dan sel darah putih yang meningkat.
R/ Takikardi, suhu lebih dari 38°C pada hari kedua postpartum dalam 10 hari pertama menunjukkan adanya infeksi.
C. Pelaksanaan
Merupakan realisasi dan rencana tindakan yang dilaksanakan oleh bidan dalam membantu klien dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalahnya. Tindakan kebidanan tidak semua dilaksanakan dengan keadaan klien. ( Depkes RI, 1995:17)
D. Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari proses manajemen kebidanan yaitu untuk memulai hasil yang dicapai, apakah sesuai dengan tujuan/tidak. Dalam evaluasi dihasilkan dalam catatan perkembangan sesuai dengan kriteria waktu yang ditentukan catatan perkembangan dituliskan dalam bentuk SOAP yaitu:
S : Subyektif
Merupakan data yang diperoleh dari anamnese.
O : Obyektif
Merupakan data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan.
A : Assessment
Merupakan penilaian yang disimpulkan dari hasil pemeriksaan.
P : Planning
Merupakan rencana tindakan yang dibuat sesuai kebutuhan klien. (Depkes RI, 1995:17)

1. Data subyektif
a. Biodata Istri Suami
Nama : Ny. R Tn. E
Umur : 30 tahun 32 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SMP
Pekerjaan : IRT Petani
Penghasilan : - Rp.Rp 850.000,-/bln
Status marital : Menikah Menikah
Lama menikah : 3 tahun 3 tahun
Alamat : Dsn. B Ds. B Kec. P
b. Keluhan Utama
Saat ini ibu mengeluh nyeri pada luka bekas operasi
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang ditandai dengan jantung berebar-debar (jantung), sesak nafas (asma), darah tinggi (hipertensi). Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit dengan gejala mata kuning, kulit kuning (hepatitis), batuk lama tidak sembuh-sembuh (TBC). Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit dengan gejala sakit pada bagian perut bagian bawah, sakit saat kencing (perih) (ISK), sakit pada perut bagian bawah, keputihan yang berbau, gatal, guru berwarna (IMS)
2) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang mederita penyakit yang dapat mempengaruhi masa nifasnya ini seperti: batuk lama tidak sembuh-sembuh, sessak nafas, jantung berdebar-debar, darah tinggi, penyakit kuning, kencing manis.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti darah tinggi, jantung, asma dan penyakit menular seperti: hepatitis, AIDS serta tidak ada penyakit keturunan dalam keluarga ibu maupun bapak.
d. Riwayat kebidanan
1) Haid
Ibu mengatakan haid pertama kali umur 15 tahun, teratur tiap bulan, lama 5-6 hari, ganti pembalut 2-3 kali sehari, warna merah tua tidak ada gumpalan, konsistensi encer , tidak ada nyeri haid, tidak ada keputihan.
2) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas
a) Kehamilan yang lalu
Ibu mengatakan ini hamil yang pertama.
b) Kehamilan sekarang
Ibu mengatakan hamil tidak mengalami mual muntah, periksa ke bidan tiap bulan pada usia kehamilan 1-8 bulan, menginjak 9 bulan tiap 2 minggu sekali. Ibu sudah mendapat imunisasi TT pada saat periksa CPW , status T5. Ibu merasakan gerakan janin pertama kali usia kehamilan 4 bulan. Ibu mendapat tablet dan vitamin dari bidan. Ibu sudah mendapat penyuluhan tentang gizi ibu hamil, perawatan payudara dan aktivitas ibu hamil.
c) Persalinan
Ibu mengatakan perutnya terasa kenceng-kenceng hari sabtu tanggal 29 November jam 05.00 WIB, ibu dibawa masuk di kamar bersalin. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata letak sungsang.Ibu dirujuk ke RSUD Ngawi. Ibu melahirkan secara operasi tanggal 29 November jam 09.40 WIB, jenis kelamin perempuan, BB 3200 gram.
Nifas
Ibu mengatakan setelah melahirkan 6 jam dirawat diruang ICU, setelah itu dipindahkan di RuangBersalin RSUD Ngawi. Setelah kondisinya baik, ibu mencoba bergerak dengan miring kanan dan kiri, duduk dan berjalan perlahan-lahan. Ibu mulai meneteki pada hari ke-2 setelah melahirkan, bayi mau menetek. Ibu sudah mendapat penyuluhan perawatan payudara.Hari ke-3 ibu dipindahkan kembali ke RB Kedung Putri.
d) KB
Ibu mengatakan setelah menikah ikut KB sutik selama 2 bulan, setelah itu berhenti karena ibu ingin segera punya anak. Setelah melahirkan ini ibu ingin ikut KB suntik lagi karena dirasa cocok.
e. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Selama hamil : makan 3 × sehari dengan komposisi nasi, lauk (tahu, tempe, ikan, daging, telur), sayur (bayam, wortel, kentang, kangkung, kacang panjang) kadang-kadang buah (pisang, pepaya, jeruk, apel). Minum 6-7 gelas/hari
Selama nifas : sehari setelah operasi ibu sudah bisa kentut, ibu sudah makan 2× sesuai porsi rumah sakit habis,
tambah makan roti dan pisang , minum air putih 5-7 gelas/hari. Telur sehari 6 butir.
2) Eliminasi
Selama hamil : BAK 8-10 kali, warna kuning, tidak ada keluhan nyeri saat BAK.
BAB 1×/hari, konsistensi lunak, waktu kuning trengguli tidak ada keluhan.
Selama nifas : setelah operasi, ibu dipasang selang selama 1 hari, setelah dipindah ke RB Kedung Putri selang dilepas. Ibu sudah bisa BAK 5-6 kali/hari, tidak ada rasa panas atau nyeri. Ibu belum BAB.
3) Personal hygiene
Selama hamil : ibu mandi 3×/hari, ganti CD tiap mandi, gosok gigi tiap mandi, keramas 2× seminggu, perawatan payudara sebelum mandi.
Selama nifas : ibu sudah sibin 2×/hari, belum keramas, ganti pembalut 2-3×/hari, cebok dengan air bersih dari depan ke belakang.
4) Aktivitas
Selama hamil : ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah.
Selama nifas : sehari setelah operasi ibu sudah miring kanan dan kiri. Saat ini ibu sudah bisa berjalan sendiri. Ibu sudah meneteki dan merawat bayinya sendiri.
5) Istirahat
Selama hamil : ibu tidur malam ± 8 jam (21.00-05.00 WIB). Tidur siang ± 2 jam, biasanya jam 12.00-14.00 WIB sering terbangun karena ingin kencing saat hamil muda dan tua.
Selama nifas : ibu tidur malam ± 8 jam (21.00-05.00 WIB), tidur siang ± 3 jam.
6) Psikososial spiritual
Ibu mengatakan bahagia karena bayinya telah lahir selamat walaupun harus operasi. Hubungan ibu dan suami baik ditunjukkan dengan suami mau menemani ibu. Ibu belum melaksanakan sholat, hanya berdoa biar cepat sembuh.
7) Sosial budaya.
- Ibu mengatakan sudah tidak menganut adat jawa yang bersifat bertentangan dengan medis seperti bersandar dalam 40 hari, pijat ke dukun.
- Ibu mengadakan selamatan untuk kelahiran anaknya.
2. Data obyektif
a. HPHT :22-2-2010, HPL 29-11-2010
b. Keadaan umum baik
c. Kesadaran : composmentis
d. TTV
T : 120/80mmHg N : 36,4×/menit
S : 80°C R : 20×/menit
e. BB : 150 kg
TB : 152 cm
f. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : rambut hitam,lurus, tidak mudah rontok, penyebaran merata, tidak ada ketombe.
2) Muka : tidak sembab, tidak oedema, sesekali tampak menyeringai menahan sakit
3) Hidung : bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
4) Mulut : bibir merah muda, lembab, tidak pecah-pecah, gigi tidak ada caries
5) Leher : tidak ada pembesaran limfe dan kelenjar tyroid, tidak ada pembendungan vena jugularis.
6) Dada : simetris, pernafasan simetris, tidak ada ronchi,
wheezing saat bernafas.
6) Payudara : bentuk simetris, tegang membesar, keras, hiperpigmentasi aerola dan papila mammae, puting menonjol, kolostrum sudah keluar, ASI sudah lancar
7) Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, perut tidak kembung, terdapat luka melintang, luka ditutup dreesing kering dan steril sepanjang 10 cm.
8) Genetalia : tidak ada pembengkakan kelenjar bartholini dan kelenjar skene, tidak ada pembengkakan labia mayora dan minora, vulvabersih, perineum bersih, anus tidak terdapat hemeroid, tidak ada condiloma matalata, tidak ada oedema/varices, pengeluaran pervaginam lokhea sanguinolenta, satu pembalut tidak penuh, tidak ada jaringan parut.
9) Ekstremitas : atas dan bawah tidak ada varices, tidak ada oedema.
g. Terapi
Tanggal : 30-11-2010
- Amoxicin : 3 X 500 mg , jumlah XV Tab
- Asam metafenamat : 3 X 500 mg , jumlah XV Tab
- Eritromicin : 3 X 500 mg, jumlah XV Tab
- metro : 3 X 500 mg , jumlah XV Tab
3. analisa data

Diagnosa/masalah
P10001, postpartum Sc hari ke-3, indikasi letak sungsang, laktasi lancar lochea normal , involusi baik. Keadaan umum ibu dan bayi baik.

Data dasar
DS : - Ibu mengatakan melahirkan anak pertama dengan sc pada tanggal 29-11-2010 jam 09.40 WIB
- Ibu mengatakan ini hari ke-3 setelah melahirkan
- Ibu mengatakan sudah meneteki
DO : - Payudara simetris, payudara tegang membesar, puting susu bersih dan menonjol, tidak lecet, kolostrum sudah keluar, ASI lancar.
- TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, terdapat luka insisi memanjang, luka ditutup kasa bersih, sekitar luka tidak ada kemerahan , tidak ada nanah serta tidak ada bengkak.
- Pengeluaran lokhea sanguinolenta, warna kecoklatan, konsistensi encer, bau amis, tidak gatal, satu pembalut penuh.
- Keadaan umum baik
T : 120/80mmHg
N : 80×/menit
S : 36,4°C
R : 20×/menit

Gangguan rasa nyaman
( nyeri )

DS : - Klien mengatakan nyeri pada daerah operasi
- Merasa nyeri saat digunakan untuk bergerak, sesekali terlihat meringis.
DO : - Post operasi SC hari ke-3
- Klien sudah mobilisasi jalan-jalan
- Pada perut terdapat luka insisi luka tertutup dengan kasa bersih, tidak kemerahan, tidak ada panas.
- TTV
T : 120/80mmHg N : 80×/menit
S : 36,4°C R : 20×/menit

4. Diagnosa kebidanan
P10001, postpartum Sc hari ke-3, indikasi letak sungsang, laktasi lancar, lochea normal involusi baik. Keadaan umum ibu dan bayi baik dengan masalah nyeri luka operasi, prognosa baik
B. Perencanaan
1. P10001, postpartum Sc hari ke-3, indikasi letak sungsang, laktasi lancer,lokhea normal, involusi baik, keadaan umum ibu dan bayi baik
Tujuan : Setelah diberikan asuhan kebidanan ibu dapat melewati masa nifas tanpa penyulit.
Kriteria hasil : - Tanda-tanda vital dalam batas normal.
T : 100/70-140/90mmHg N : 70-100×/menit
S : 36-375°C R : 16-24×/menit
- TFU turun 1-2 cm tiap hari sampai hari ke 10 tidak teraba.
- lokhea sesuai dengan masa nifasnya, hari ke -3 lochea sanguinolenta
- Produksi ASI lancar
- Eliminasi lancar 4-5 sehari, BAB maksimal pada hari ke -3 post SC.
Intervensi :
1) Beri penjelasan pada ibu tentang fisiologi nifas dengan SC.
R/ Dengan memberikan penjelasan klien mengerti dan kooperatif dalam melakukan tindakan.
2) Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
R/ Deteksi sedini mungkin, bila terjadi gangguan dapat segera dilakukan tindakan.
3) Observasi prose laktasi, eliminasi, pengeluaran lokhea dan kontraksi uterus.
R/ Kelainan dapat diketahui sedini mungkin dilakukan tindakan segera.
4) Jelaskan tentang gizi seimbang setelah melahirkan dan meneteki bayinya.
R/ Tercukupinya gizi ibu nifas
5) Jelaskan tentang manfaat ASI dan anjurkan untuk memberikan ASI secara ekslusif.
R/ Klien memahami manfaat ASI dan mau memberikan sesuai kebutuhan bayinya.
6) Ajarkan pada klien tentang perawatan payudara
R/ Produksi lancar dan bayi dapat menetek tanpa ada gangguan.
7) Ajarkan personal hygiene yang benar.
R/ Lingkungan yang lembab dan kotor memudahkan berkembang biaknya mikroorganisme.
2. Masalah I
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
Tujuan : Klien mengatakan nyeri berkurang
Kriteria hasil : - TTV dalam batas normal
T : 100/70-140/90mmHg N : 70-100×/menit
S : 36-375°C R : 16-24×/menit
- Rasa nyeri berkurang
- Ibu dapat beraktifitas dengan mandiri.
- Keadaan luka jahitan pada abdomen tidak mengalami infeksi atau peradangan
Intervensi :
1) Kaji tingkat nyeri dan perhatikan isyarat verbal..
R/ Mengetahui derajat nyeri dan adanya komplikasi
2) Jelaskan pada klien tentang penyebab nyeri yang dirasakan
R/ Dengan penjelasan akan menambah pengetahuan sehingga klien kooperatif dengan tindakan yang akan dilakukan.
3) Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi pada klien
R/ Dengan relaksasi dan distraksi akan memperlancar peredaran darah ketegangan otot berkurang, nyeri menjadi berkurang.
4) Beritahu pada ibu prosedur perawatan luka.
R/ Perawatan luka yang memenuhi prinsip septik dan anti septik dapat mencegah berkembangnya mikroorganisme.
5) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi analgetik.
R/ Analgetik menekan pusat nyeri sehingga nyeri berkurang.
C. Pelaksanaan
1. Tanggal 2-12-2010 jam 10.30 WIB
P10001, postpartum SC hari ke-3, keadaan umum ibu dan bayi baik, laktasi lancar; lokhea normal, involusi baik.
a. Penjelasan tentang fisiologis nifas dengan SC terdiri dari :
- Kembalinya alat kandungan keadaan sebelum hamil.
- Pengeluaran dari jalan lahir selama nifas
- Pengeluaran ASI
- Perawatan luka bekas operasi dan pengangkatan benang.
b. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital, hasinya :
T : 120/80mmHg N : 80×/menit
S : 36,4°C R : 20×/menit
c. Mengobservasi proses laktasi, involusi, pengeluaran lokhea :
- TFU 2 jari bawah pusat
- Lokhea sanguinolenta
d. Menjelaskan tentang gizi seimbang yaitu dalam setiap makan harus
terpenuhi gizinya, misalnya dalam setiap makan harus ada nasi, lauk
dengan sayur ditambah susu 1 gelas, minum air putih 8-12 gelas
sehari.
e. Menjelaskan manfaat ASI dan menganjurkan untuk memberikan ASI ekslusiff yaitu selama 6 bulan hanya diberikan ASI saja. Menjelaskan manfaat ASI meliputi :
- ASI, merupakan makanan yang paling baik bagi bayi
- ASI mengandung protein yang tinggi yang lebih baik bagi pertumbuhan bayi.
- ASI sesuai dengan kebutuhan bayi
- ASI mengandung zat kekebalan
- ASI mudah didapat dan ekonomis karena tidak perlu dibeli.
f. Mengajarkan pada klien perawatan payudara.
g. Kunjungan ulang hari ke-7
2. Masalah I
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
a. Mengkaji tingkat nyeri SC dan memperhatikan isyarat verbal, hasilnya: klien mengatakan nyeri tidak terlalu mengganggu, tapi untuk dibuat jalan kadang-kadang masih terasa sakit.
b. Menjelaskan penyebab nyeri dari luka sebagai proses penyembuhan.
c. Mengajarkan kepada ibu teknik distraksi dan relaksasi yaitu tarik nafas panjang dari hidung, tahan teruskan keluarkan lewat mulut secara perlahan-lahan.
d. Menjelaskan pada ibu prosedur perawatan luka.
Hari ke III : rawat luka . kemudian 2 hari sekali,angkat jahitan pada hari ke-7 dan hari ke-9, perawatan luka sampai hari ke-14
e. Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi analgesik untuk mengurangi rasa nyeri.
D. Evaluasi
1. Tanggal 2-12-2010 JAM 12.00 WIB
Diagnosa
S : - Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan
- Ibu mengatakan akan melakukan anjuran yang diberikan
O : - KU baik
- TTV
T : 110/70mmHg N : 84×/menit
S : 36,5°C R : 24×/menit
- TFU 2 jari bawah pusat
- Lokhea sanguinolenta
- Keadaan luka bersih, ditutup dengan hypavik, daerah sekitar luka tidak kemerahan.
A : P10001 postpartum SC hari 3, nifas normal, dengan pengetahuan bertambah.
P: Saat kunjunganulang hari ke -7
: - Lakukan pemeriksaan TTV, keadaan payudara, TFU, luka
jahitan,ap jahitan selang seling.
- Kaji keluhan
- Kaji nutrisi ibu
- Kaji mengenai perawatan payudara, dan vulva hygiene.
2. Tanggal 2-12-2010
Masalah I
S : Ibu mengatakan nyeri berkurang setelah melakukan teknik yang diajarkan.
O : - KU baik
- TTV
T : 110/70mmHg N : 84×/menit
S : 36,5°C R : 24×/menit
- Luka ditutup kasa dengan hypavic dan bersih.
A : Masalah ibu teratasi sebagian
P : - Kaji luka bekas operasi
- Anjurkan kepada ibu untuk terus melakukan mobilisasi
- Lanjutkan intervensi

3. Tanggal 6-12-2010
Masalah I
S : Ibu mengatakan nyeri berkurang setelah melakukan teknik yang diajarkan.
O : - KU baik
- TTV
T : 120/70mmHg N : 84×/menit
S : 36,5°C R : 22×/menit
- Luka ditutup kasa dengan hypavic dan bersih.
A : Masalah ibu teratasi sebagian
P: - Saat kunjungan ulang hari ke-9 ap jahitan total
- Kaji luka bekas operasi
- Anjurkan kepada ibu untuk terus melakukan mobilisasi
- Lanjutkan intervensi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar